Search This Blog

Wednesday, September 29, 2010

Tarakan memanas, pihak korban tidak puas

Markas Besar Polri membenarkan bentrok kembali pecah di Tarakan, Kalimantan Timur. Bentrokan pagi ini dipicu karena ketidakpuasan dari kubu korban tewas, Abdullah, yang merupakan warga asli setempat dari etnis Tidung.

"Informasinya (Tarakan) masih mencekam. Pagi ini mereka masih menuntut dan belum puas. Meski sudah beberapa kali ada pertemuan," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Marwoto Soeto saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu 29 September 2010.

Menurut Marwoto, kejadian kali ini masih dipicu buntut bentrokan yang terjadi pekan lalu. Kubu Abdullah, yang merupakan warga asli setempat masih tidak terima atas jatuhnya korban tewas.

"Tuntutan dari kubu Abdullah itu macam-macam. Padahal tokoh masyarakat sudah dikumpulkan tetap masih belum puas," kata Marwoto.

Bentrokan terjadi antara etnis tidung dengan etnis pendatang dari Sulawesi, Bugis. Bentrok ini berawal dari pengeroyokan anak korban Abdullah, Abdul Rahmansyah, oleh lima orang pada Minggu 26 September 2010 pukul 22.30 WITA. Saat itu Abdul Rahmansyah sedang melintas di kompleks Korpri.

Tiba-tiba, Abdul Rahmansyah dihadang lima orang tak dikenal. "Dikeroyok, mengalami luka-luka dan dirawat di RS Tarakan," kata Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol I Ketut Untung Yoga Ana, kemarin.

Setelah itu, Senin 27 September pukul 00.00 WITA orang tua Abdul Rahmansyah, Abdullah beserta enam orang suku Tidung lainnya mencoba mendatangi pengeroyok anaknya. Keributan pun pecah. "Dalam insiden itu meninggal satu orang, Abdullah," kata Untung Yoga.

Informasi yang diperoleh VIVAnews.com tadi pagi, polisi sudah mengeluarkan tembakan peringatan di lokasi kejadian. "Iya pagi ini terjadi bentrokan di Beringin dan Tarakan Plaza," kata Briptu Didi, petugas Polres Tarakan saat dihubungi VIVAnews.com pagi ini.

Related Articles



No comments:

Post a Comment