" Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang "
~Warkop DKI (Dono,Kasino,Indro)~
~Warkop DKI (Dono,Kasino,Indro)~
Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal
sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (nama asli
Nanu Mulyono), Rudy Badil, Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino
Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan
Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan
Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta. Mereka pertama kali
meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang
merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio
Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga
pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan
Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan saebagai Mastowi (orang Tegal), Ubai (orang Ansori). Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (orang Jawa), Acing/Acong (orang Tionghoa), dan Buyung (orang Padang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Tulo (orang Batak). Dono sendiri hanya berperan sebagai Mas Slamet (orang Jawa).
Sejarah berdirinya warkop
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Untuk hal itu, Rudy mengaku “Pernah sekali saya coba di panggung TIM, saya menyadari bahwa saya tidak mampu. Setelah itu ya nggak usah saja,”
Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp 20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka.
Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktek upeti itu.
Personil
Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang ‘ndeso’ itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.
Era Film
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena hampir tiap tahun mereka membintangi satu film di dekade 1980-an. Malah beberapa tahun ada dua film Warkop sekaligus.
Era Televisi
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal di tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Proses kreatif
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).
Sumber Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan saebagai Mastowi (orang Tegal), Ubai (orang Ansori). Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (orang Jawa), Acing/Acong (orang Tionghoa), dan Buyung (orang Padang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Tulo (orang Batak). Dono sendiri hanya berperan sebagai Mas Slamet (orang Jawa).
Sejarah berdirinya warkop
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Untuk hal itu, Rudy mengaku “Pernah sekali saya coba di panggung TIM, saya menyadari bahwa saya tidak mampu. Setelah itu ya nggak usah saja,”
Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp 20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka.
Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktek upeti itu.
Personil
Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang ‘ndeso’ itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.
Era Film
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena hampir tiap tahun mereka membintangi satu film di dekade 1980-an. Malah beberapa tahun ada dua film Warkop sekaligus.
Era Televisi
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal di tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Proses kreatif
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).
Sumber Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Spoiler untuk Discography:
* Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu)
* Kaset 02 Tenda Warung
* Kaset 03 Mana Tahan
* Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
* Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
* Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
* Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi’ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
* Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, dono dan kasino sebagai warga)
* Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
* Kaset 02 Tenda Warung
* Kaset 03 Mana Tahan
* Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
* Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
* Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
* Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi’ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
* Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, dono dan kasino sebagai warga)
* Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
Spoiler untuk Filmography:
01. Mana Tahaaan… (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi
02. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik
03. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman, dan Dana Christina
04. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa, dan Itje Trisnawati
05. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz dan Dorman Borisman
06. IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar
07. Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara dan Alicia Djohar
08. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar, dan Pietrajaya Burnama
09. Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara
10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us
11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us, dan Nourma Yunita
12. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, dan Aminah Cendrakasih
13. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasih, Wieke Widowati dan Us Us.
14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddin Syah, dan Fanny Bauty.
15. Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Leily Sagita, Wieke Widowati, dan Advent Bangun
16. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah
17. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina dan Timbul
20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok
21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen
22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
23. Godain Kita Dong (1989) bersama Liza Patzy, Ida Kusumah dan Tarsan
24. Sabar Dulu Doong…! (1989) bersama Anna Shirley dan Eva Arnaz
25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
26. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
27. Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala dan Sally Marcellina
28. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fotunella, Hengky Solaiman
29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
30. Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita dan Angel Ibrahim
31. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
32. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita, dan HIM Damsyik
34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina dan Taffana Dewi
02. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik
03. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman, dan Dana Christina
04. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa, dan Itje Trisnawati
05. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz dan Dorman Borisman
06. IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar
07. Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara dan Alicia Djohar
08. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar, dan Pietrajaya Burnama
09. Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara
10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us
11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us, dan Nourma Yunita
12. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, dan Aminah Cendrakasih
13. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasih, Wieke Widowati dan Us Us.
14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddin Syah, dan Fanny Bauty.
15. Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Leily Sagita, Wieke Widowati, dan Advent Bangun
16. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah
17. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina dan Timbul
20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok
21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen
22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton
23. Godain Kita Dong (1989) bersama Liza Patzy, Ida Kusumah dan Tarsan
24. Sabar Dulu Doong…! (1989) bersama Anna Shirley dan Eva Arnaz
25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
26. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina
27. Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala dan Sally Marcellina
28. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fotunella, Hengky Solaiman
29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina
30. Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita dan Angel Ibrahim
31. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
32. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati
33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita, dan HIM Damsyik
34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina dan Taffana Dewi
01. Mana Tahaaan… (1979)
Download Uploader By : Ngademin *dead link*
02. Gengsi Dong (1980)
Download Uploader By : Ngademin #dead link#
03. Pintar Pintar Bodoh (1980)
Download Uploader By : Ngademin #dead link#
04. GeEr - Gede Rasa (1980)
Download #dead link#
05. Manusia 6.000.000 Dollar (1981)
Download Uploader By : Ngademin
06. IQ Jongkok (1981)
07. Setan Kredit (1981)
Download Uploader By : Ngademin #dead link#
08. Dongkrak Antik (1982)
Download Uploader By : Ngademin #dead link#
09. Chips (1982)
Download Uploader By : Ngademin #dead link#
10. Maju Kena Mundur Kena (1983)
Part 1 Part 2 Uploader By : Dono
Download Uploader By : 120169
11. Pokoknya Beres (1983)
Part 1 Part 2 Uploader By : Ribamar
12. Itu Bisa Diatur (1984)
Download #dead link#
13. Tahu Diri Dong (1984)
Part 1 Part 2 Uploader By : Jamurkuping
Part 1 Part 2 Uploader By : Ribamar
14. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985)
Download Uploader By : Ngademin #dead link#
15. Gantian Dong (1985)
Download Uploader By : Alzou
16. Atas Boleh Bawah Boleh (1986)
CD 1 Part 1 CD 1 Part 2 CD 1 Part 3 CD 1 Part 4CD 1 Part 5
CD 2 Part 1 CD 2 Part 2 CD 2 Part 3 CD 2 Part 4 CD 2 Part 5 Uploader By : Gi _ ty
17. Sama Juga Bohong (1986)
18. Depan Bisa Belakang Bisa (1987)
Download Uploader By : Dono
19. Makin Lama Makin Asyik (1987)
20. Saya Suka Kamu Punya (1987)
Part 1 Part 2 Uploader By : Dono
21. Jodoh Boleh Diatur (1988)
Download Uploader By : Alzou
22. Malu-Malu Mau (1988)
Download Uploader By : Ngademin #dead link #
23. Godain Kita Dong (1989)
Download Uploader By : Alzou
24. Sabar Dulu Doong…! (1989)
Part 1 Part 2 Uploader By : Ribamar
25. Mana Bisa Tahan (1990)
Download
26. Sudah Pasti Tahan (1991)
Download
27. Bisa Naik Bisa Turun (1991)
Download
28. Lupa Aturan Main (1991)
29. Masuk Kena Keluar Kena (1992)
Download
30. Salah Masuk (1992)
Download
31. Bebas Aturan Main (1993)
32. Bagi-Bagi Dong (1993)
Download
33. Saya Duluan Dong (1994)
Part 1 Part 2 Uploader By :Dono
34. Pencet Sana Pencet Sini (1994)
Download
No comments:
Post a Comment