Berdasarkan petunjuk Wakil Kepala Polri, kata dia, pengurus KKSS Pusat Muhlis Patana, berangkat ke Tarakan bersama dengan rombongan Pati Polri, Dewan Pimpinan Daerah RI, dan Koordinator KKSS Wilayah Kalimantan Timur Arifuddin Tangka. Mereka akan menggelar pertemuan di Tarakan.
"Kami berharap kedua tokoh ini dapat memberikan solusi yang bijaksana dan segera menyelesaikan masalah tersebut," kata Ince, siang ini.
Dia mengatakan, dengan pendekatan tersebut diharapkan agar masing-masing pihak tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya masing-masing.
Selain menggunakan pendekatan budaya, juga dia mengaku akan melakukan pendekatan hukum. KKSS akan turut mencari provokator sehingga terjadi kerusuhan di Tarakan. "Ini adalah ulah oknum yang sengaja memecah belah kedua etnis,"ujarya.
Dewan Pimpinan Pusat KKSS, katanya, telah berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk mencegah agar konflik tersebut tidak merembet di Sulawesi Selatan. Dia mengatakan, warga Tarakan yang berada di Sulawesi Selatan tak perlu cemas.
"Ini bukan soal etnis, hanya kesalahpahaman biasa saja. Kami akan segera mencarikan solusianya," ucap dia.
Karena itu, Ince mengimbau kepada masyarakat Sulawesi Selatan untuk tidak terprovokasi dengan isu tersebut. Dia meminta kedua belah pihak dapat menahan diri. "Kepada semua pihak, kasus ini jangan dibesar-besarkan."
Ia menyebutkan, warga Sulawesi Selatan yang tinggal di Tarakan, sekitar 90 ribu jiwa atau 45 persen dari total penduduk Tarakan yang mencapai 200 ribu jiwa. Sebagaian besar berprofesi sebagai pedagang dan pegawai negeri sipil.
No comments:
Post a Comment