Search This Blog

Wednesday, September 29, 2010

Menko Polhukam meminta agar pejabat kompak

Menko Polhukam Djoko Suyanto meminta semua pejabat daerah di Kalimantan Timur solid bekerja sama untuk meredam konflik antarsuku di Tarakan, baik gubernur, bupati, wali jota, maupun pimpinan aparat kepolisian dan TNI setempat.

"Saya kira pejabat tingkat daerah dapat kompak seperti itu. Mereka akan terjun langsung ke lapangan agar bisa segera dikanalisasi, direduksi semaksimal mungkin agar tidak meluas. Itu yang penting sebenarnya," ungkapnya di Istana Negara, Selasa (28/9/2010) sore.

Djoko mengaku sudah memperoleh laporan dari Gubernur Kalimantan Timur Dr H Awang Faroek Ishak bahwa para pejabat dan aparat terkait sudah langsung terjun ke lokasi berkoordinasi untuk mencegah konflik meluas lebih jauh lagi. Djoko sangat berharap konflik tidak akan meluas.

"Tidak ada kegiatan-kegiatan yang menuju ke situ (meluas), tapi kami tidak boleh take it for granted. Kewaspadaan tetap, dari aparat, tokoh masyarakat, tokoh agama," katanya.

Menurut Djoko, pemerintah ataupun aparat juga tidak menetapkan status siaga di Tarakan meski hingga Selasa malam, konflik terus berlanjut dan Tarakan diliputi situasi mencekam.

Sebagaimana diberitakan, bentrokan dan kerusuhan terjadi Senin lalu. Bentrokan dipicu kematian seorang tokoh adat yang juga imam masjid bernama Abdullah (45), Minggu malam. Abdullah meninggal dunia akibat mengalami banyak luka tusukan setelah berupaya melerai perkelahian yang melibatkan anaknya.

Kepolisian Resor Kota Tarakan pun menahan tiga tersangka penganiaya atau pengeroyok Abdullah. Namun, penangkapan ketiga tersangka itu terdengar oleh massa yang prihatin dan mendukung pihak korban. Mereka kemudian mendatangi Kantor Polresta Tarakan pukul 14.00 dan menuntut agar tersangka diserahkan kepada mereka. Bentrokan meluas di antara dua kubu bertikai.

Related Articles



No comments:

Post a Comment